Tuesday, May 27, 2014

STOP SPREADING HATRED!




Belakangan ini media sosial Indonesia dipenuhi dengan informasi yang berkaitan dengan pemilihan Presiden Indonesia 2014. Mulai dari Facebook, Twitter, Path, online news didominasi dengan pemberitaan dan opini yang berkaitan dengan pasangan capres dan cawapres yang tgl 9 Juli nanti akan berjibaku memperebutkan kursi RI 1 dan RI 2. 


Salah satu yang menarik dari fenomena penggunaan media sosial di Pemilu kali ini adalah Negative campaign dan Black Campaign yang bertaburan di dunia maya. Negative campaign / mudslinging didefinisikan sebagai upaya mendapatkan keuntungan dengan menggiring opini publik kepada aspek negatif lawan atau kebijakan daripada menekankan pada atribut positif atau kebijakan positif yang ada. Dan Black campaign didefinisikan sebagai metode untuk menjatuhkan lawan melalui isu-isu negatif tidak berdasar. There’s a huge different between negative campaign and black campaign. Negative campaign berdasarkan fakta yang memiliki persepsi negatif di mata publik. Sedangkan black campaign tidak berdasarkan fakta yang benar. So pada saat kita membaca opini dan pemberitaan capres dan cawapres tersebut kita harus pintar membedakan apakah itu negative atau black campaign. Jangan terjebak oleh black campaign. Be a smart reader.

Eh ini kenapa malah jadi ngomongin politik yah?! Cukup soal sedikit pelajaran politiknya. I’m not really into politics anyway. 

Beberapa yang lalu saat gw iseng liat-liat postingan di Facebook sambil menunggu mata semakin berat dan tertidur, gw menemukan artikel yang menarik. Artikel yang membahas mengenai peristiwa kerusuhan May 1998 dengan angle apa yang dialami oleh warga keturunan Tionghoa Indonesia saat itu. Dikisahkan dari sudut pandang salah satu kesaksian korban kekerasan dan pemerkosaan. Artikel ini menceritakan dengan detail apa yang dialami sang korban. Cerita yang menggambarkan kebiadaban masa gelap itu. Apa yang dideskripsikan memang akan membuat hati geram.

Kemudian gw melihat komentar-komentar postingan ini. Dan komentar-komentar yang gw baca sangat mencengangkan dan menyedihkan. Hampir semua komentar yang tertulis di sana bernada kebencian. Wajar sih penuh kebencian karena kejadian May 98 memang biadab. Tapi anehnya, komentar yang ada bukanlah kebencian terhadap peristiwa tersebut. Bukan kebencian terhadap perbuatan biadabnya. Tetapi kebencian terhadap ras ”pribumi”. Banyak kata-kata hujatan yang menurut gw sangat tidak pantas dituliskan. Komentar-komentar penuh kebencian ini sangat mengganggu gw.


Gw dari dulu tidak pernah suka dengan pengkotak-kotakan manusia ke dalam ras ataupun agama. Ras dan agama memang ada dan tidak dapat dipungkiri keberadaannya, tapi bukan berarti kedua hal tersebut menjadi tembok yang membuat manusia saling membenci. The world won’t get better with only one race or religion. Gw punya banyak teman yang bukan keturunan Tionghoa and they’re great people! Gw keturunan Thionghoa dan gw tau persis tidak semua orang Tionghoa benar. Ada juga yang korup, biadab, bengis. Your race doesn't determine you as a human. Your action does! Dan komentar-komentar rasial itu menunjukan betapa rendahnya pemahaman kita akan hidup di Indonesia yang beragam.
 
Gw juga nggak pernah merasa diri sangat nasionalis, tapi dari yang gw pahami Indonesia adalah Negara yang penuh dengan keragaman. Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Yang salah adalah ketidak mampuan manusia dalam mentoleransi keragaman. Gw tidak setuju dengan kejadian May 98. Gw hidup di jaman itu. Gw tau apa yang terjadi di masa itu. Gw mengutuki kejadian di bulan kelam itu. Tapi menimpakan kebencian dan kesalahan kepada salah satu kelompok ras, buat gw itu terlalu picik. Terlalu naïf. Stop Spreading Hatred Guys! Make Indonesia a better place to live by spreading LOVE and HOPE, not Hatred!


No comments:

Post a Comment