Tuesday, July 16, 2013

Living a Life is simply like riding a bike









Hari Sabtu kemarin, gw melakukan satu hal yang sudah lebih dari setahun tidak gw sentuh. Olah raga. Kurang lebih setahun ini gw nggak lagi pergi ke gym, jogging, ataupun naik sepeda. Alhasil, satu lapis lemak bergelayut manja di lingkar pinggang gw. Lagu “Badanku dulu tak begini” mengalun samar minta ditimpuk. Dasar lemak jahanam.



Melawan keinginan badan untuk leha-leha di weekend dan berjuang keras memalingkan wajah dari kasur yang terlentang sexy menggoda, gw memaksakan diri mengayuh sepeda. Dengan bermodalkan tekad baja gw berkomitmen untuk mengayuh sepeda dengan settingan gigi yang agak berat. Ceritanya pengen supaya lebih banyak lemak yang terbakar. Track yang gw lalui untuk “comeback” hidup sehat nya gw lumayan berat untuk ukuran laki-laki setengah baya berperut buncit seperti gw. Total jarak nya kira-kira 12 km dengan medan yang bervariasi. Ada track yang lurus, menurun landai, menurun tajam, dan yang paling ekstrim track menanjak yang lumayan curam.  Gw menghabiskan waktu hanya  sekitar 1.5 jam sore itu, tapi di tengah badan banjir keringat, otot kaki tegang memprotes ke-semena-mena-an gw, dan nafas tersengal-sengal; gw belajar sedikit lebih dalam soal hidup. Living a Life is simply like riding a bike.


Mulai menggerakan tubuh untuk bangkit dari kasur adalah step pertama dan terberat. Sama seperti hidup. Menjalani awal perubahan tidak mudah. Keluar dari zona nyaman tidak gampang. But life goes on. Perubahan akan selalu terjadi. In fact, tidak ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri. Dan sama seperti naik sepeda, begitu sepeda mulai di kayuh dunia baru terbentang dan kita akan melihat banyak hal menarik sepanjang perjalanan. New things kadang menakutkan tapi juga bisa menjanjikan. Thrilling and exciting. Kapan terakhir kali elo mencoba melakukan sesuatu yang baru? Take challenge. Be challenged to do new things. Hal baru pasti penuh resiko tapi juga menjanjikan pembelajaran yang baru.


Naik sepeda di turunan adalah perkara mudah. Sangat menyenangkan menuruni jalanan. Angin menyapu wajah. Serasa terbang. Serasa bebas, Enteng. Kalo Tanjakan urusannya beda. Tanjakan menyiksa. Meyebalkan. Menguras tenaga. Menguras semangat. Membuat sering berpikir untuk menyerah dan berhenti. Jarang ada yang menyerah di turunan. Selama melumat tanjakan-tanjakan saat bersepeda, gw berusaha memfokuskan pandangan gw satu langkah di depan. Gw nggak melihat ke ujung tanjakan yang masih jauh. Gw memusatkan semua tenaga dan upaya gw pada satu langkah di depan sambil terus mengulang kalimat “One step at a time”.  Saat kita menghadapi masalah ataupun keadaan yang tidak mengenakkan dan tergoda untuk menyerah karena terlalu meyakitkan. Terlalu melelahkan. Terlalu menguras emosi. Dan ujung penderitaan dan jalan keluar terkesan masih jauh, mungkin kita perlu cukup melihat satu langkah ke depan. Jalani saja. Bertahan. Satu langkah demi satu langkah. Semakin mendekati puncak tanjakan langkah akan semakin berat. Perlu segenap tenaga untuk melewati puncak tanjakan. Tapi ingat sesudah puncak tanjakan itu akan ada turunan yang menyenangkan.. Bersabar sedikit lagi. Bertahan sebentar lagi. Toh akhirnya puncak bukit itu terlampaui juga. Keep holding on.


You know what’s the most exciting moment after my bike journey? Menikmati secangkir madu sambil terkagum-kagum ternyata bisa juga gw ngelewatin semua tanjakan bedebah itu. Gw bangga bisa ngelewatin semuanya dan akhirnya pengalaman itu menjadikan hidup gw makin kaya dengan warna. Setiap tanjakan akan selalu ada turunan dan demikian sebaliknya. Hidup selalu didesign berpasangan. Ada sebab ada akibat. Ada kanan ada kiri. Ada atas ada bawah. Ada senyum ada air mata. Seni menjalani hidup adalah menikmati setiap sisi yang dilewati. Memahami bahwa hidup tidak selamanya indah dan tidak selamanya susah. Belajar dari setiap detik yang dilewati. Berhenti mengeluh dan mulai bersyukur untuk setiap kondisi yang terjadi. Sebab kita tidak mungkin mengenal arti bahagia jika tidak ada kesulitan. Everything will eventually pass; including happiness. But remember, so does difficulties.  Berhenti melihat hidup dari lubang kunci. Gunakan kacamata yang lebih besar untuk menilai hidup. Life is really beautiful actually J


Have a Great Rockin’ Day Guys!

No comments:

Post a Comment