Friday, September 28, 2012

Real World Relationship


Gw baru aja baca status FB seorang kenalan yang menuliskan "Pria sejati hanya memberikan cintanya pada satu wanita. Dia tak akan menyakiti wanita karena dia mengerti rapuhnya hati mereka." Saat baca status ini pertama kali, gw dengan serta merta dan semangat 45 langsung meneriakkan "SETUJJUUUU!!!!" sekencang-kencangnya dalam hati sambil menepuk data jumawa, merasa diri sebagai "Pria Sejati"
Setelah sejenak larut dalam eforia narsisme ego maniak, gw mulai kembali membaca kata per kata status itu dan masuk dalam mode: "Tercenung Ngonglak Nongce." Bingung mahluk berlemak apakah itu?
Tercenung Ngonglak Nongce mode adalah sebuah kondisi dimana elo: Tercengang, Termenung, Terbengong, Terbelalak sambil nongkrong di WeCe). Bukan karena gw sembelit sebulan makanya masuk ke dalam mode itu, tapi karena kalimat terakhir yang terpampang di status FB itu.

"...Dia tak akan menyakiti wanita karena dia mengerti rapuhnya hati mereka." Man, berat baget jadi pria sejati yah? Jadi mulai berpikir jangan-jangan selama ini gw adalah pria jadi-jadian. Mungkin di kehidupan yang lain gw adalah jelmaan kombinasi antara Jacob dan Cullen?! (sambil kabur melarikan diri sebelum ditimpuk truk semen). Tapi beneran, kalo krietrianya adalah nggak nyakitin hati perempuan, gw curiga nggak ada lagi pria sejati di dunia ini. Coba aja kita survey: Perempuan yang merasa diri nggak pernah disakiti perasaannya sama laki-laki silahkan ngacung.... ayo ngacung.... eh kamu yang dipojok, tolong turunin tangannya..iya kamu...iya kamu turunin tangannya cepetan!... Bambang turunin tangannya sekarang!" See,  nggak ada kan yang ngacung, iiiiihhh... itu artinya dese..dese... dan dese, semuanya sama bences yu mariiiii... (sambil ngondek dengan jari kelingking ngetril).

It's so Disney. So "and they live happily ever after..." Real life it's not always like that. In fact, orang yang paling dekat dan paling kita kasihi adalah orang yang paling memiliki kemungkinan untuk menyakiti kita lebih sering dan lebih dalam. Koq bisa menyakiti lebih sering? Simple Logic. Biasanya orang yang berarti bagi kita adalah orang yang lumayan sering berinteraksi dengan kita entah secara langsung ataupun tidak. Maksud gw tidak langsung di sini bukan lewat perantaraan paranormal ato dukun (unless elo punya hubungan dengan dunia lain), tapi lewat media lain selain tatap muka; contoh: SMS, telepon, BBM, YM, FB, dll. Semakin sering kita berhubungan dengan orang, maka peluang dia menyakiti kita akan lebih besar. Koq bisa menyakiti lebih dalam? Simple logic: karena kalo orang itu nggak penting bagi kita, kita nggak akan terlalu musingin tindakan dia yang nyakitin kita. Kita nggak akan kebakaran jenggot, bulu kaki, ataupun bulu ketek kalo emang dia nggak ada artinya. Tapi karena orang itu penting makanya efeknya jauh lebih dahsyat. bukan karena orang yang kita kasihi itu sengaja menyakiti kita, tapi karena manusia terlalu kompleks dan terlalu tidak sempurna untuk tidak menyakiti satu sama lain. terlalu rumit untuk ngebuat semua pikiran dan perasaan kita seiya sekata dengan orang lain. It's just not real. Real World nggak kaya gitu.

So at the end of renungan jamban gw, gw nyampe pada sebuah kesimpulan: bahwa bumi itu bundar (??!!!) Nggak ding, gw nyampe pada satu pemikiran bahwa: It's not about having the perfect choosen one or a perfect relationship. It's about working out the imperfection and through the imperfection to be better each day. Kalo ada yang nggak ngerti artinya, bisa hubungin HP gw buat les bahasa Kemlish (Prokem English) :)


3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Thank you for http://christinamanihuruk.tumblr.com/ for mentioning this notes in her tumblr :)

    ReplyDelete